Cerita Dewasa Mama Ku Sex Maniak
Aji namaku. Seorang murid kelas 3 SMP. Aku anak sulung dari dua bersaudara. Adikku yang kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Fitri, dia adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik Tour Agensi sekaligus sebagai Guide Tour sehingga ayah harus sering keluar kota untuk menemui client nya.
Mamaaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 35 tahun. Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tidak langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah. Memang tidak lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yang membuatnya tidak sempat mengenakan pakaian, seperti ketika adik kecilku yang tiba-tiba rewel.
“Ah… mama memang sangat cantik” kata ku dalam hati. Meskipun begitu aku tetap tidak pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yang baik dan penyayang.
Namun sepertinya tidak hanya aku yang tertarik pada mama. Teman-temanku yang pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini. Aku tentu saja bangga mamaku banyak yang mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh.
Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa Try Out (Ujian Uji Coba) aku selalu lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus sehingga bisa masuk ke SMA negeri yang bagus. Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yang aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku. Di antara mereka ada yang ngebet banget mencari perhatian mama, Andi namanya, temanku yang paling mesum dan yang paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan.
“Gimanaa hasil nilai ujian ujicobanya? Lulus kann?” tanya mama pada Andi.
“Duch… saya gak lulus tanteh” jawab Andi dengan nada murung.
“Lhoo… kok bisa gak lulus sih?”
“Habisnya Aji gak mau kasih contekan waktu ujian…”
“Kamu ini.… Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yang tidak belajar, tiru dong anak tante, rajin dia”
“Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante”
“Lho… Kenapa?”
“Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar,” jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yang pemalas. Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Andi ini.
“Kamu itu harus belajar yang rajin dong… jangan sampai gak lulus nantinya… untung ini baru ujicoba” ujar mamaku perhatian. Mama memang orangnya tidak tegaan melihat orang kesusahan. Mama sungguh wanita yang baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun.
“Ya mau gimana lagi tante…”
“Hmm.… Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Andi belajar?” tanya mama kemudian padaku.
“Eh, i-iyah Ma… Gak masalah kok” jawabku mengiyakan pertanyaan mama walaupun hatiku keberatan. Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Andi belajar, aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya.
“Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu…” ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir dan senyum senyum.
“Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Andi, jangan ragu-ragu bertanya kepada Aji kalau ada yang kamu tidak pahami” lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur.
“Yuk sekarang kita belajar bareng” . kata ku kepada Andi waktu itu.
“Hehe, iya bro”
Kami pun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Andi yang emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yang sibuk dengan buku-buku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan membuka situs porno.
“Lho kok malah main komputer sich andi ?” tanyaku dengan nada sedikit kesal.
“Santai aja Ji belajarnya, ntar otaklu meleduk loh… hehe” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor. Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Andi malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar.
“Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh… Nih ada kue dan minuman” ucap mamaku.
“Makasih Ma…”
“Makasih tante…”
Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yang dalamnya hingga ke lututnya. Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Andi, matanya tidak mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya bagaikan kacamata x – ray yang siap menelanjangi setiap bagian tubuh mamaku!
“Mama lo emang cakep banget bro… gak salah banyak yang demen, hehe” ucap Andi setelah mama keluar dari kamarku. Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu.
Akupun lanjut belajar lagi, namun si Andi masih tetap belajar dengan malas-malasan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, pikirku terserah dia mau belajar atau nggak.
Begitulah, sejak saat itu Andi jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku.
Ando juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Ando masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya.
Mama memang tidak mempermasalahkan tingkah Ando itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Ando terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya. Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Ando seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yang kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu.
Melihat hal itu aku yang jadi kesal dibuatnya. Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Ando dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Ando.
“Sayang… kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Andi kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya” jawab Mama. Aku tidak yakin ucapan Andi yang mengatakan ibunya tidak sayang dengannya itu benar apa tidak, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku sedikit kesal. Kalau beneran teman yang baik sih pasti aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Andi itu, ogah.
Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku.
“Sorry bro, mama lo cakep banget, gak tahan gue, gue onani dulu yah sambil ngebayangin mama lo” ujarnya.
“Anjing lo Di, seenaknya aja kalau ngomong” Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu. Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Ando hanya cengengesan saja kalau ku maki.
Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga indah. Tentunya akan menarik lelaki manapun yang melihatnya. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami.
Aku hanya bisa memaklumi temanku yang satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yang kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Andi itu. Dan Membiarkan temanku beronani ria membayangkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Andi itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yang tidak-tidak pada mama.
Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Ando maupun perbuatan-perbuatannya yang kurang sopan sebagai orang yang bukan keluarga. filmbokepjepang.com Mama sudah tidak mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yang kurang kasih sayang seorang ibu itu. Andi minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Andi minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti.
“Ma…. Kok mama nyuapin Andi sih?” tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya.
“Oh… ini permintaan Andi kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya” jawab mama santai.
“Iya bro… lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yang cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante??” ucap Ando seenaknya. Tampak mama mencubit paha Andi karena ucapan temanku itu. Meski tidak keras, tapi Ando berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil.
Argh… Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk!
Aku yang tidak mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Andi seakan tahu apa yang akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi.
“Tante…. Aaaaakkkkk” ucap Andi sambil membuka mulut lebar-lebar.
“Kamu ini manja amat” ujar mama sambil menyuapi Andi. Ku lihat Andi melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek!
“Ma…” panggilku.
“Ya sayang?”
“Aku mau juga dong…” pintaku.
“Hihihi… Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi”
“Biarin Ma” ucapku terpaksa ‘menelan ludah’ sendiri karena tidak mau kalah sama Andi yang jelas-jelas bukan anak mama.
Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi… lagi-lagi Andi mendahuliku!
“Tanteeeeee…. Aku belum selesai makaaaaan” ujar Andi sok merajuk sambil menahan tangan mama. Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Andi lagi.
“Sayang… kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu” ujar mama. Terus terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagi-lagi Ando melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yang membuat hatiku sakit. Makanku jadi tidak enak.
“Andi, gimana belajarnya? Kamu belajar yang rajin kan?” tanya mama kemudian setelah Andi selesai makan.
“Rajin kok tante, tanya aja Aji. Iya kan bro? Hehe”
“Iya… lo rajin banget” jawabku malas. Aku tidak mau peduli lagi dia belajar atau tidak.
“Tuh kan tante… aku rajin belajar, hehe”
“Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yang bagus” ujar mamaku lagi.
“Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian Try Out berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo??” ujar Andi menantang.
“Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih?”
“Habisnya tante masih aja anggap Aji lebih pintar dari aku” rajuk Andi. Jelas saja memang aku yang lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku.
“Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Okeh?”
“Beneran boleh minta hadiah apapun tante?” tanya Andi bersemangat.
“Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih” jawab mamaku.
“Oke deh tante, hehe”
“Kamu setuju kan sayang?” tanya mama kini padaku. Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tidak mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Andi. Jadi ku terima saja.
“Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma?” tanyaku. Aku berencana meminta mama tidak membolehkan Andi main ke sini lagi.
“Iya boleh… Ya sudah, kalian belajar yang rajin yah… ” ujar mama sambil tersenyum manis pada kami. Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Andi punya tujuan tersendiri. Andi aku yakin akan meminta hal yang mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tidak akan kesulitan memenangkan pertandingan ini.
Beberapa hari berlalu, hari ujian ujicobapun tiba. Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Andi. Dia belajarpun tidak, kerjaannya hanya nonton bokep serta manja-manjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yang lebih bagus, tapi aku tidak menyangka kalau nilai Andi lebih bagus dariku. Bagaimana bisa????
Akhirnya Andilah yang memenangkan pertandingan ini. Sialan!
“Hehe, aku yang menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe” ujar Andi sombong.
“Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya?” tanya mama kemudian. Aku masih bingung bagaimana Ando bisa dapat nilai yang bagus. Tapi aku tidak ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yang akan diminta Andi pada mama.
“Ngg… aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe”
Aku kaget setengah mati. Andi minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama? Aku penasaran apa jawaban mama.
“Mau tante mandiin? Waduh… memangnya tidak ada permintaan lain yah?” tanya mama sepertinya keberatan. Tentu saja, karena yang meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak laki-lakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Andi.
“Tapi aku mau dimandiin sama tante… Aku kan udah belajar susah-susah tante demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante…” pinta Andi memelas.
Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tidak rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Ando semakin melunjak sampai minta dimandikan. Tapi mama memang punya ikatan janji yang harus dipenuhi.
“Hmm… Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yang telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi” kata mama tertawa kecil malah menggoda Andi. Aku sendiri sampai berpikir yang tidak-tidak dibuatnya.
“Oke deh tante, aku aja yang telanjang, telanjang di depan tante, di depan wanita bersuami, mama dari temanku yang cantik” ucap Andi sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimat-kalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja.
Aku masih tidak percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degkan membayangkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yang dekil item seperti temanku ini. Andi akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal.
Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tidak apa-apa dan tidak perlu khawatir. Semoga saja Andi tidak macam-macam selain hanya mandi.
“Sayang… mama mau mandikan temanmu dulu yah… tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tiba-tiba papa pulang” ucap mama kemudian.
“Eh, i-iya ma…” jawabku yang lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Ando nyengir-nyengir.
“Yuk tante, mandi, hehe” ajak Andi menggandeng tangan mamaku. Tampak perbedaan warna kulit yang mencolok antara tangan Andi dan mamaku. Andi yang berkulit hitam dekil, sedangkan mama putih mulus.
“Iya, dasar kamu tidak sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah… Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti” kata mama.
“Oke tante, hehe… Bro, gue mandi dulu yah bro… dimandiin sama mama lo tersayang, hehe” ujar Andi cengengesan padaku. Aku betul-betul kesal melihat wajahnya.
Mama dan Andi lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yang ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah. Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Andi yang terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriak-teriak kecil sambil tertawa. Ah… apa yang dilakukan Andi pada mamaku.
Tidak lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Andi. Aku yang penasaranpun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Andi berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Andi sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya.
Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini penisnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku.
“Tante… mandiin Andi yang bersih yah, hehe” kata Andi.
“Iya… ini juga tante lagi mandiin kamu”
“Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Andi berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yang super cantik dan nafsuin, hehe”
“Aduh tante, sakit… sakit” terdengar suara Ando kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya.
“Rasain tuh kamu”
“Hehehe, ampun, ngomong-ngomong kontol aku gede gak tante?”
“Kamu mau tante cubit lagi?”
“Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar kontol Andi disabunin juga yah, hehe”
“Hmm… kalau itu kamu sendiri aja yah…” tolak mama halus.
“Yah, kok gitu sih, sekalian dong…”
“Kamu ini mau mandi atau apa sih Ndi?”
“Mandi dong tante… kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama kontol aku yang gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe” ujar Andi makin melunjak.
“Eh, kamu kenapa ngocok-ngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya” ujar mama.
“Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe”
“Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu” kata mamaku kemudian.
“Makasih tante, tante memang mama yang baik. Andi sayang sama tante”
Tak lama kemudian terdengar suara Ando seperti mendesah-desah kecil. Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni penisnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membayangkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yang cantik saat ini sedang menyabuni penis temanku!
“Duh, burungmu hati-hati dong” teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yang terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diam-diam.
“Iya mama temanku yang cantik, cuma kena dikit kok” jawab Andi. Apanya yang kena dikit???? Wajah mama kah? pikirku penasaran.
“Hmm… Tante gak telanjang aja kamu udah tegang gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang nih… hihihi” ujar mama menggoda Andi. Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yang tadinya menolak permintaan Andi, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku.
“Hehehe, habisnya daster tante tipis sih… basah lagi. Jadi nyeplak gitu… tuh susu tante kelihatan. Tante seksi banget. Tante sengaja yah bikin aku horny? Nih liat kontol aku sampai keras gini, hehe” ujar Andi.
Ah… jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Andi yang barusan. Baju mama basah? Berarti Andi bisa melihat bayangan buah dada mamaku!
Aku juga baru sadar kalau mama tidak pakai BH tadi, dan juga pakaian yang mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yang paling tipis dan paling seksi. photomemek.com Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Andi bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat seksi saat ini. Aku cemburu, tapi juga hornii.
“Kamu ini… Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu”
“Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin susu mamanya yang terlihat samar samar? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap kantong zakar aku? Tadi tante juga ngocokin batang penisku kan? Hehe” balas Andi cengengesan. Jedarrr! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membayangkan mama membersihkan penis Andi sampai mengocok-ngocoknya.
“Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin burungmu”
“Bercanda kok tante… lanjutin lagi dong…” pinta Andi yang sepertinya ketakutan kalau mamaku marah. Mama sepertinya tidak benar-benar marah, karena terdengar Andi tak lama kemudian mendesah lagi. Mamaku kembali membersihkan kemaluan temanku dengan tangannya!
“Untung tante masih pakai celana dalam. Kalau tidak pasti Andi udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku” ucap Andi kemudian.
“Mau mu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma” balas mama.
“Aduh tante, sakit”
“Rasain”
Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Ando. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir.
“Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan” ujar mamaku.
“Hehe, iya tante, tau aja kalau aku horni banget dari tadi” ucap Andi yang semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku.
“Jangan lupa disiram yang bersih” ucap mama kemudian yang ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar!
“ Aji? Kamu ngapain di sini?” tanya mamaku.
“Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapa-apain”
“Iya… mama gak diapa-apain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget” kata mamaku sambil tersenyum manis.
Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yang tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yang seksi dan memancing lelaki manapun untuk mengeluarkan sperma. Sungguh puas Andi melihatnya dari tadi.
“Hehe, ada Aji yah tante?” ucap Andi. Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yang jelek itu sibuk mengocok penisnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku.
“Tante… aku muncraaaat…” tiba-tiba dengan kurang ajarnya Andi muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yang tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini. Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja.
“Yyaaaah, Andoooo! Spermamuuu!”
“Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe” jawab Andi beralasan. Sungguh Andi biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang!
Andi dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi. Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku,
“Jangan kasih tahu papa yah sayang”
Ah, hatiku diaduk-aduk. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisa-bisanya mama diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Andi.
Aku pikir hanya sekali itu Andi dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Andi selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tidak melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Andi.
“Terus Andi onani lagi Ma setelah mandi?” tanyaku pada mama.
“Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah… Mama jadi sering kena ceceran spermanya” jawab mama yang bikin aku kesal.
“Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus…”
Mama tidak menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Andi walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yang dulunya hanya ingin memanjakan Andi malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu.
Hari demi hari Andi semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yang pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh eneg melihat tingkahnya itu. Aku sampai tidak pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Andi yang selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tidak ingin Andi sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku.
Suatu hari papa tidak pulang karena urusan pekerjaan. Andi malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama.
“Boleh kan tante aku tidur bareng?” tanya Andi memastikan.
“Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Aji sendirian dong di kamar?” balas mama.
“Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yang cakep? Hehe”
“Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo!” makiku padanya.
“Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante…. Boleh yah… please…. Kasihani aku dong tante yang gak pernah disayangi mamaku dulu” ujar Ando memelas memasang wajah sedih.
Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas.
“Yah… mama pikir tidak apa kalau kamu ingin tidur bareng” ucap mama sambil mengusap kepala Ando. Lagi-lagi mama menuruti keinginan Ando.
“Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu” pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini.
“Kamu mau tidur bareng juga?” tanya mama padaku.
“Iya Ma…”
“Ya sudah kalau gitu… muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Ndo kalau Rian juga ikutan?”
“Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe” kata Ando cengengesan.
Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kami pun pergi tidur. Mama berada di tengah-tengah diapit oleh aku dan Andi. Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yang tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Andi juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yang kami lakukan sekarang. Pemandangan yang seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman tak diundangku ini.
“Selamat tidur sayang…” ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Andi layaknya anaknya sendiri.
“Selamat tidur Ma…” balasku. Tentunya aku tidak ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga.
Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku. Aku coba memasang telinga yang sedang mereka obrolkan.
“Ayo dong tante… pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur” kata Andi berbisik dengan nada memaksa.
“Duh, masa sekarang sih?”
“Pengennya sekarang tante, ayo dong… buka dikit dasternya, udah haus nih pengen nyusu, hehe”
Hah? Pengen nyusu?? Andi ingin menyusu pada mamaku??
“Kamu ini… kamu sengaja ya memintanya sekarang? Saat Aji ada di sebelah kita?” tanya mama yang hanya dibalas Andi cengengesan.
“Kan tante janji mau ngasih aku susu juga”
“Tapi kan susu tante yang udah diperas, bukan yang diminum langsung dari sumbernya” jawab mamaku
“Lebih enak yang diminum langsung dari sumbernya, hehe”
“Hush… Suaramu itu pelanin. Nanti Aji bangun” ucap mama. Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka.
“Ayo dong tante… mau yah?” pinta Andi lagi terus memaksa.
“Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik” ucap mama kemudian membolehkan. Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan sepasang buah dadanya yang penuh susu itu. Susu yang pernah ku hisap saat kecil kini juga akan dihisap oleh temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk.
Dalam kegelapan, tampak Andi langsung menyosor buah dada mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Andi yang begitu semangat. Daripada dikatakan menyusu, Andi lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini. Tangan mama awalnya menahan tubuh Andi agar tidak menindihnya, tapi lama-kelamaan malah memeluk punggung Andi seakan tidak membiarkan Andi berhenti mencupangi buah dadanya.
Ah… hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Nghhh… Andi sayang… pelan-pelan… jangan heboh gitu nyusunya” bisik mama pelan. Andi hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Andi lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku.
Cukup lama Ando melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Suara mendesah manja pelan dari mamaku terus terdengar yang membuat aku makin konak. Daster yang mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tidak mempermasalahkan lagi Andi yang semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benar-benar akan terbangun.
“Andi… jangan digigit-gigit… kamu mau nyusu atau apa sih? Sakit tahu”
“Jangan ditarik-tarik sayang… Nggghhhh….”
“Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yang satunya?”
“Ngghhh.. Andi…. Kamu nakal sayang” terdengar suara mama berkali-kali merespon kelakuan Andi pada buah dadanya. Tapi mama tampak tidak benar-benar malarang Andi, masih terus membiarkan Andi melakukan aksinya. Setelah sekitar setengah jam, barulah Andi berhenti.
“Udah Andi? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Aji bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante” ujar mama dengan nafas tersengal-sengal. Andi hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal. Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalam-dalam ke buah dada mamaku serta menyusu hingga kekenyangan.
Andi kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yang dilakukannya itu.
“Andi? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya?” tanya mama terkejut.
Andi tidak menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menghimpit tubuh mama yang nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu menciumi bibir dan wajah mamaku bertubi-tubi dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Andi… kamu… jangan gini dong…” ucap mama menahan tubuh Andi.
Namun lama-kelamaan, mama malah membiarkan wajahnya terus diciumi temanku itu, bahkan membalas berciuman dengan Andi. Kepalaku pusing melihatnya. Mereka jadi asik terus berciuman dengan panasnya, padahal ada aku di sebelah. Mereka bertukar liur, berciuman, serta saling mengulum lidah. Mau-maunya mama menuruti permintaan nakal Andi. Merelakan tubuhnya digerayangi habis-habisan oleh temanku ini.
Puas berciuman, tiba-tiba Andi menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes.
“Andi… cukup!” larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur. Aku pura-pura memejamkan mataku, namun diam-diam membuka mataku lagi saat mereka tidak melihat ke arahku.
“Tante… aku pengen” pinta Andi sambil merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk.
“Gak boleh Andi sayang… jangan yah… Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri?”
“Habisnya aku nafsu banget sama tante…pengen aku entotin” ucap Andi vulgarr dan tanpa sensor.
“Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang… Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu” suruh mama.
“Yah tante, masa coli lagi… kali ini aja tante… please… boleh ya…” ucap Andi kembali berusaha merebahkan tubuh mama. Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali mendorong tubuh Andi dan kembali bangkit duduk.
“Jangan Andi sayang… gak pantas kita melakukan ini” pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri.
“Yah… tante… pengen”
Mama tampak bingung, tapi kemudian dia berkata, “kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya… jangan lebih dari itu” tawar mama kemudian.
“Ya sudah deh…” jawab Andi. Mama tidak melawan saat Andi kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium.
“Jangan ribut yah tapi…” ingat mamaku.
“Iya tante…”
“Ya sudah… ayo sini… Cium dan peluk tante sepuasmu. Penismu sepertinya tak tahan untuk menikmati tubuh mama temanmu ini” ucap mama sambil tersenyum manis. Sengaja menggunakan kata-kata ‘mama temanmu’ seakan menyenangkan Andi, tapi bagiku rasanya sakit sekali mendengarnya.
Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahut-menyahut. Kadang Andi membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun penisnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Andi maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada di sini.
Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka sama-sama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun AC di kamar menyala.
Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama.
“Ando jangan dimasukkan!”
“Gak tahan tante….”
“Ando… udah tante bilangin kan.. Ngh… Andi… keluarkan burungmu sayang!” kata mamaku lagi. Ku coba memperhatikan apa yang terjadi. Ando sedang menyetubuhi mamaku! Bajingan!
“Ngghhh.. tante… enak.. ngentot… aku pengen banget ngentotin tante Fitri… akhirnya…” Andi tidakk lagi mempedulikan ucapan mama.
“Shhh… Andi… cukup… nanti Aji bangun.. Ngghh..” ucap mama.
“Kalau tante gak mau anak tante yang dungu itu bangun, tante jangan berisik dong… hehe” balas Andi.
“Kamu ini… dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri” ucap mama yang akhirnya menuruti perkataan Andi. Mama tidak lagi melawan dengan harapan aku tidak terbangun dan menyaksikan dirinya sedang bersetubuh dengan temanku sedang bersetubuh dengan temanku sendiri, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang.
Akhirnya mama membiarkan tubuhnya dinikmati Andi, bahkan mama juga terlihat menikmatinya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Andi.
Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yang jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya. Sungguh membuat hatiku tak karuan. Penisku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku… ya… mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Andi, temanku yang tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan!
“Ngghh… Andi…”
“Tante…”
“Sayang… mamamu sedang disetubuhi temanmu… tolongin mama dong…. Kok kamu malah enak-enakan tidur sih? Suka yah kalau mama dientotin orang lain?” kata mama yang membuat Andi semakin semangat.
Hatiku menangis, tapi penisku ngaceng bukan main. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku karena tak tahan. Sungguh aku tak tertolong.
Andi terus menyetubuhi ibu kandungku. Cukup lama hingga membuat mama kilmaks berkali-kali.
“Tante… aku keluar. Keluarin di dalam yah?”
“Nggh… jangaaaann!
“Tante…. Terima benihkuuuuu… Ah… mama temanku lonteeeee” erang Andi dengan tubuh mengejang-ngejang menyemprotkan spermanya ke vagina mama. Tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku!
“Dasar… anak sekarang cepat gede semua” kata mama ku dengan nada sedikit terengah engah
“Rawat anak Andi yah tante… hehe” ucap Andi cengengesan.
“Tante gak mau hamil anak kamu” balas mama.
“Tapi kalau hamil gimana?”
“Ya mudah-mudahan anaknya nanti gak mirip kamu, tapi mirip tante, hihihi” ucap mama yang malah menjawab pertanyaan Andi dengan candaan.
“Hehe, yang penting aku senang bisa bantu Aji punya adek lagi”
“Dasar, mana mau Aji punya adek dari benihmu. Tapi AJI bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya” ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi. Ah… Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu.
“Dia kan goblok dan budeg tante… Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha” ledek Andi.
“Hush… jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem”
“Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi?” tanya Andi.
“Ngentotin siapa?” balas mamaku balik nanya.
“Ngentotin mama temanku yang cantik dan seksi, hehe”
“Huh! Dasar”
Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani desahan-desahan pelan mereka.
Esoknya mereka bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, terutama mama.
Waktu terus berlalu. Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 3 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta…. Andi di rumahku. Andi seakan-akan telah menjadi bagian dari keluargaku.
Tiap ada kesempatan, mamaku dan Andi pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diam-diam dibelakangku dan papa. Ada yang terlihat olehku, tapi sepertinya kebanyakan aku memang tidak melihatnya, hanya ceceran sperma dan susu mama saja yang menjadi bukti kalau mereka baru saja bersetubuh. Mama sepertinya telah benar-benar jatuh ke genggaman Andi sejak dia merasakan kenikmatan genjotan penis Andi pada vaginanya. Mama ketagihan dengan penis temanku.
Hari ujian nasionalpun tiba. Aku pikir aku akan dapat menjalani ujian ini dengan lancar, tapi pikiranku benar-benar telah kacau dibuatnya.
“Bro… lo aja yah yang ujian, gue mau di rumah aja” ucap Andi pagi itu di hari ujian.
“Emang lo gak ujian? Gila lo!” balasku.
Tak lama, mamapun muncul dari belakang.
“Sayang… kamu mau ujian kan sekarang? Sukses yah…” ucap mama padaku.
“I-iya Ma…”
“Hmm.. ngomong-ngomong sebelum kamu pergi, mama mau mengatakan sesuatu. Mama tahu kok kalau kamu selama ini sudah melihatnya” ujarnya yang membuat aku bingung dan terkejut.
“Hah? M-maksud mama apa?”
Mama tersenyum padaku, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Andi, mereka lalu berciuman!
“Kamu suka yah melihat mama disetubuhi temanmu sendiri? Kok kamu gak marah sih sayang selama ini?” jawab mama memasang wajah pura-pura kesal padaku. Ternyata selama ini mereka tahu kalau aku mengintip! Sejak kapan!??
“Eh, itu… aku…” aku tergagap, tidak tahu harus menjawab apa.
“Huahaha… lo bejat sebagai anak bro! Masa mama kandung lo dientotin orang lain lo malah ngaceng sih? Hahaha” ledek Andi ikut-ikutan. Aku masih hanya diam antara kesal, marah dan malu. Tak tahu harus berkata apa karena yang mereka katakan benar adanya.
“Tante, ngentot lagi yuk… gak tahan nih… hehe” ajak Andi mesum. Mama tersenyum.
“Anak mama sayang… Mama mau disetubuhi lagi nih sama temanmu, titip adikmu ya kalau dia nangis, hihihi. Kalau kamu pengen nonton boleh kok… masuk aja ke kamar. Kamu bisa onani sepuasnya tontonin mama” ucap mama sambil mengerling nakal padaku.
“Yoi bro… masuk aja ke kamar… Lo bebas jadi penonton. Eh, tapi kan lo mau ujian yah? Makan tuh ujian! Biarin deh gue gak lulus-lulus asal bisa ngentot terus sama nyokap lo. Entotin mama lo sampai lo punya adek baru lagi, huahahaha” ujar Andi tertawa.
Mama lalu menarik tangan Andi ke dalam kamar. Sebelum masuk, mama masih sempat tersenyum ke arahku, sedangkan Andi cengengesan padaku.
Aku terdiam. Aku tidak menyangka kenapa ini bisa terjadi. Terlebih hari ini hari ujian. Pikiranku kacau. Hatiku sakit luar biasa. Namun rasa sakit hatiku kemudian malah kalah dengan birahiku yang ingin melihat mamaku disetubuhi. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mama. Tak peduli dengan rasa malu dan gengsiku lagi. Tak peduli dengan ujianku.
Di atas ranjang orangtuaku, tampak mamaku sedang disetubuhi Andi dari belakang, kebaya masih menempel pada tubuh mama. Saat aku masuk, langsung disambut oleh ledekan Andi.
“Tuh kan tante… anak tante pasti pengen lihat mamanya aku entotin, hehe” cibir Andi padaku yang diikuti mama dengan tersenyum manis padaku, lalu berciuman kembali dengan Andi. Seakan menjadi ucapan selama datang dan selamat menonton padaku.
Dengan penuh rasa cemburu, kesal, marah, namun penuh birahi, ku turunkan penisku dan mengocoknya sambil melihat pemandangan di depan. Andi tertawa terbahak-bahak, mama tertawa kecil melihat tingkahku. Aku mau juga merasakan apa yang Andi rasakan. Sialan! Andi anjing! Mama lonte! Aku juga anak yang goblok! Makiku dalam hati sambil tanganku terus mengocok penisku.
Mereka betul-betul melakukan persetubuhan yang panas. Seorang wanita bersuami sedang bersetubuh dengan remaja tanggung yang tak lain adalah temanku. Tubuh dewasa mamaku dinikmati dengan sepuas hati oleh remaja jelek ini. Erangan dan desahan tak henti-hentinya terucap dari bibir mereka. Sesekali mama malah melirik dan tersenyum padaku sambil dia dientotin, membuat perasaanku makin tak karuan dibuatnya.
Aku terus menonton hingga akupun muncrat duluan. Namun aku masih ingin terus berada di sana sampai persetubuhan mama dan temanku ini selesai. Aku menyaksikan dari awal hingga akhir. filmbokpejepang.com Yang tadinya mama berkebaya lengkap, kini telah telanjang bulat dengan rambut panjang terurai acak-acakan. Tubuh mereka mengkilap karena banjir keringat. Mama terlihat sangat seksi dan nafsuin.
“Tante… aku pengen keluar” ucap Ando tiba-tiba mengeluarkan penisnya, dia lalu berbisik pada mama. Mama hanya tersenyum mendengar bisikan Andi. Entah apa yang Andi ucapkan, tapi sepertinya aku akan segera tahu.
Andi lalu bangkit berdiri di atas tempat tidur, sedangkan Mama duduk bersimpuh di depannya, tepat di hadapan penis Andi.
“Sayang… temanmu bilang dia mau pejuin wajah mama di hadapan kamu. Kamu pengen lihat kan sayang?” ucap mama padaku. Ah… tubuhku lemas mendengar mama berucap seperti itu. Tentu saja aku tidak menjawab, tapi itu sudah cukup bagi mama sebagai tanda kalau aku juga pengen lihat. Ingin melihat wajah mama kandungku dipejuin oranglain di depan mataku sendiri.
“Liatin yah sayang… jangan berkedip” ujar mama dengan senyuman nakal.
Tak lama kemudian Andi mengerang kencang. Tangan kanannya menahan kepala mama dan menghadapkan wajah mama ke arahku berdiri, sambil tangan kirinya terus mengocok penisnya.
“Ah…. Tante Fitri. Gue pejuin muka lo di hadapan anak kandung loooooo”
“Croooooootttt croooooooot”
Sperma Andi muncrat-muncrat menghantam wajah cantik mamaku bertubi-tubi. Sangat banyak, kental dan lama sekali. Aku menyaksikan tiap detik bagaimana pejunya itu mendarat di kening, pipi, mulut, dagu, serta seluruh permukaan wajah mama. Mamaku dikotori dihadapanku! Apalagi yang lebih menyakitkan dari ini !??
“Ugh… enak banget ngecrot di wajah mama lo broo… huahahaha” tawa Andi.
“Anak tante kayaknya juga enak banget tuh nontonin kita, hehe” lanjut Andi lagi melirik padaku.
Mama juga melirik sambil tersenyum padaku. Seakan ingin menunjukkan betapa banyaknya sperma temanku itu mendarat di wajah cantiknya. Seakan ingin mengatakan betapa bejatnya temanmu itu sampai mengotori wajah ibumu dengan sperma.
“Kamu suka sayang? Jangan kasih tahu papa kamu yah… Tadi kamu muncrat juga kan di lantai? Jangan lupa yah bersihin…” ucap mama cekikikan nakal padaku. Aku hanya diam. Aku merasa seperti orang bodoh.
Mamaku tersayang, mamaku yang cantik dan baik, kini telah menjadi milik Ando. Mengkhianati Papa.
“Tante, besok boleh nggak aku ngajak teman-temanku ke sini?” tanya Andi.
“Kamu mau ngajak teman-temanmu ke sini?”
“Iya, tante… kita pengen ujian juga sama tante, hehe”
“Hihihi, ujian apa sih… ada-ada aja kamu. Hmm… Iya deh, berapa orang?”
“Kalau rame gak apa kan tante?”
“Boleh kok… suruh ke sini deh semua temanmu itu”
“Oke deh tante… Kita semua bakal ke sini besok, ujian sama tante. Tapi tanpa Aji kan tante? Hehe” ucap Andi cengengesan.
“Iya… u-ji-an khusus untuk kamu dan teman-temanmu, tanpa Aji” jawab mama sambil tersenyum padaku.
Sepertinya… Hidupku telah berakhir. END,,,,,,,,,,,,,,,,,,,